Selasa, 14 September 2010

Senyum mendatangkan Berkah


Kebahagiaan hidup merupakan idaman setiap manusia. Apakah yang menjadi alat ukur sehingga seseorang dikatakan hidup bahagia ? Bagaimana mewujudkan hidup yang bahagia tersebut ? tiap orang punya versi jawaban yang tentunya berbeda-beda. Ada yang mengatakan kebahagiaan hidup dilihat dari kecukupan sandang, pangan dan papan, ada pula yang mengatakan menjalani hidup tanpa masalah dan masih banyak  pendapat lainnya

Orang bijak  mengatakan bahwa sumber kebahagiaan Hidup adalah Kebajikan. Esensi dari kebajiakan itu adalah dimulai dari pikiran  yang baik, dari pikiran yang baik akan  melahirkan ucapan/kata-kata  yang baik dan akhirnya diimplementasikan dalam perbuatan  yang baik (orang Hindu menyebutnya sebagai ajaran Tri Kaya Parisuda ; Manahcika, Wacika dan Kayika).
Setiap kebajikan yang kita lakukan  memancarkan energy positif. Energy itu satu adanya dan tidak pernah berkurang, karenanya kita tidak perlu kawatir energi kita akan terkuras habis kendati kita sering-sering melakukan kebajikan.
Setiap energy yang kita pancarkan akan ditampung oleh semesta dan suatu saat akan kembali kepada kita .  bila energy positif yang kita pancarkan maka suatu saat energy positif pula yang akan datang kepada kita, demikian sebaliknya.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah : Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita telah melakukan kebajikan ?
Sebagai pimpinan, untuk mengetahui apakah kita sudah melakukan kebajikan atau belum dapat dilihat dari apakah keputusan-keputusan yang kita buat telah meciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi bawahan kita atau masyarakat yang kita pimpin ? begitu pula sebaliknya sebagai bawahan apakah kita sudah menunjukkan kinerja atau produktifitas yang membuat atasan kita merasa senang dan puas ?
Berbuat kebajikan tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. Walaupun tidak mudah bukan berarti tidak mungkin bisa dilakukan setiap orang Bagi kebanyakan orang dibutuhkan latihan-latihan tertentu sebelum bisa menjadikannya sebagai kebiasaan.
Caranya ?
Ya mulailah dari latihan yang paling  sederhana, murah tanpa biaya dan sarana, yaitu  Senyum!!!
Sedari kecil, orang tua saya selalu menasihati anak-anaknya agar tidak cemberut. “Muka cemberut bikin rejeki menjauh,” kata mereka. Penting sekali untuk memiliki sikap yang optimis dan itu akan terpancar melalui wajah anda yang cerah dan senyum yang lebar. Saya tahu memang tidak mudah menghadapi sebuah kegagalan dengan sikap yang positif apalagi malah harus menertawakannya. Tapi percayalah jika anda bisa melakukannya, tanpa anda sadari puing-puing kehancuran itu akan menyatu kembali dengan cepat dan banyak peluang tersaji di depan anda.

Secara logika pun, jika wajah anda suram dan tidak ada semangat yang terpancar pada diri anda, maka orang lain pun enggan untuk mendekat apalagi menawarkan peluang kepada anda. Namun jika wajah anda cerah dan penuh semangat, banyak orang yang ingin bersahabat dengan anda. Dengan demikian peluang akan datang dengan sendirinya.

Senyum yang tulus pasti akan menenteramkan hati siapa saja. Untuk membiasakan diri kita  tersenyum kita dapat memulainya dengan kebiasaan bercermin setiap bangun tidur,  dimana kita bisa menyaksikan diri kita tersenyum. Menurut orang bijak,  orang pertama yang berhak mendapatkan energy positif dari senyuman yang kita pancarkan adalah diri  sendiri.
Dengan senyuman kita berdialog dengan diri sendiri. Dengan senyum kita menyatakan rasa syukur atas anugerah Hyang Widhi setiap hari. Dengan senyuman kita memberi apresiasi  kepada diri kita sehingga self esteem kita meningkat dan dengan demikian kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh optimism. So pasti hidup yang kita jalani dapat dikatakan bahagia.
Gimana …..? mau mencoba….? Yuk kita coba bersama-sama…………………………………………………………….
Orang bijak tersebut mengatakan bahwa sumber kebahagiaan Hidup adalah Kebajikan. Esensi dari kebajiakan itu adalah dimulai dari pikiran  yang baik, dari pikiran yang baik akan  melahirkan ucapan/kata-kata  yang baik dan akhirnya diimplementasikan dalam perbuatan  yang baik (orang Hindu menyebutnya sebagai ajaran Tri Kaya Parisuda ; Manahcika, Wacika dan Kayika).
Setiap kebajikan yang kita lakukan  memancarkan energy positif. Energy itu satu adanya dan tidak pernah berkurang, karenanya kita tidak perlu kawatir energi kita akan terkuras habis kendati kita sering-sering melakukan kebajikan.
Setiap energy yang kita pancarkan akan ditampung oleh semesta dan suatu saat akan kembali kepada kita .  bila energy positif yang kita pancarkan maka suatu saat energy positif pula yang akan datang kepada kita, demikian sebaliknya.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah : Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita telah melakukan kebajikan ?
Sebagai pimpinan, untuk mengetahui apakah kita sudah melakukan kebajikan atau belum dapat dilihat dari apakah keputusan-keputusan yang kita buat telah meciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi bawahan kita atau masyarakat yang kita pimpin ? begitu pula sebaliknya sebagai bawahan apakah kita sudah menunjukkan kinerja atau produktifitas yang membuat atasan kita merasa senang dan puas ?
Berbuat kebajikan tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. Walaupun tidak mudah bukan berarti tidak mungkin bisa dilakukan setiap orang Bagi kebanyakan orang dibutuhkan latihan-latihan tertentu sebelum bisa menjadikannya sebagai kebiasaan.
Caranya ?
Ya mulailah dari latihan yang paling  sederhana, murah tanpa biaya dan sarana, yaitu  Senyum!!!
Sedari kecil, orang tua saya selalu menasihati anak-anaknya agar tidak cemberut. “Muka cemberut bikin rejeki menjauh,” kata mereka. Penting sekali untuk memiliki sikap yang optimis dan itu akan terpancar melalui wajah anda yang cerah dan senyum yang lebar. Saya tahu memang tidak mudah menghadapi sebuah kegagalan dengan sikap yang positif apalagi malah harus menertawakannya. Tapi percayalah jika anda bisa melakukannya, tanpa anda sadari puing-puing kehancuran itu akan menyatu kembali dengan cepat dan banyak peluang tersaji di depan anda.

Secara logika pun, jika wajah anda suram dan tidak ada semangat yang terpancar pada diri anda, maka orang lain pun enggan untuk mendekat apalagi menawarkan peluang kepada anda. Namun jika wajah anda cerah dan penuh semangat, banyak orang yang ingin bersahabat dengan anda. Dengan demikian peluang akan datang dengan sendirinya.

Senyum yang tulus pasti akan menenteramkan hati siapa saja. Untuk membiasakan diri kita  tersenyum kita dapat memulainya dengan kebiasaan bercermin setiap bangun tidur,  dimana kita bisa menyaksikan diri kita tersenyum. Menurut orang bijak,  orang pertama yang berhak mendapatkan energy positif dari senyuman yang kita pancarkan adalah diri  sendiri.
Dengan senyuman kita berdialog dengan diri sendiri. Dengan senyum kita menyatakan rasa syukur atas anugerah Hyang Widhi setiap hari. Dengan senyuman kita memberi apresiasi  kepada diri kita sehingga self esteem kita meningkat dan dengan demikian kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh optimism. So pasti hidup yang kita jalani dapat dikatakan bahagia.
Gimana …..? mau mencoba….? Yuk kita coba bersama-sama…………………………………………………………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar